Nucifera
Assalamualaikum,,
Tulisan ini masih berkaitan dengan postingan sebelumnya yaitu
Ketika Cinta Dalam Diam


Ibarat daun yang jatuh, tak tahu kapan dan dimana akan berakhir berlabuh.
Semuanya merupakan kehendak-Nya, yang kita tidak tahu bagaimana hasil akhirnya.
Untuk menuju hasil yang baik kita harus melewati prosesnya.
Melewati masa masa muda hingga tua lalu tiada.
Seperti halnya kita tak pernah tahu siapa yang akan menjadi pendamping hidup.
"Filosofi Daun"

Seperti filosofi daun menggambarkan bagaimana perjuangan untuk mendapatkan tempat berlabuh yang baik. Berdoa salah satu kunci untuk mendapatkan hasil yang baik dengan proses melakukan usaha yang baik pula. Seperti ketika kita tanpa sadari menyebutkan nama seseorang dalam doa merupakan bagian dari usaha.

Mari kita lanjut lagi mengenai
bagaimana jika menyebutkan nama seseorang dalam berdoa?
Kecuali kalau kita menyebut nama kedua orang tua kita itu hukumnya wajib. Karena beliau berdua sudah memberikan segalanya untuk kita, sepatutnya kita mendoakan kebaikan untuk
beliau berdua. Tapi jika kita menyebutkan nama seseorang yang masih berada diantara hitam dan putih (abu – abu) apakah diperbolehkan ?

Langsung saja simak uraiannya...
Jeng – jeng....
Selanjutnya, ketika menyebutkan nama seseorang dalam doa berharap dia jodoh kita boleh atau tidak?
Tentunya dengan tidak memaksakan dan tetap mengharapkan yang terbaik menurut
kehendak Allah SWT. Jawabannya jelas boleh, Cuma...

Cuma ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Kalau bisa, berusaha tidak menyebutkan
nama secara spesifik. Mungkin pengalaman setiap orang berbeda – beda dalam menjalani.
Berbeda dengan orang yang sudah pernah jatuh hati dengan orang yang hatinya masih pure atau belum pernah sama sekali merasakan jatuh hati. Kemudian, apa yang perlu dilakukan?
Yang perlu dilakukan adalah bertanya kepada Allah SWT melalui istiqarah – istiqarah.
Kemudian bagaimana pertanyaan kita tujukan kepada Allah SWT?

Berdoalah, “Ya Allah, sudah layakkah hamba untuk menikah atau belum?”.
Itu merupakan poin utama dalam istiqarah yang kita coba. Karena-Nya akan ada perasaan nyaman dihati dan ketenteraman. Ingat proses istiqarah itu tidak hanya 1-2 bulan saja bahkan berbulan-bulan sampai Allah menjawab hati kita dengan ketetapan dan kekuasaan Nya(berdasakan yang sudah berpengalaman). Allah SWT akan menjawab dengan petunjuk - petunjuk yang tak terduga sama sekali dengan apa yang kita perkirakan, tinggal bagaimana
saja kita bisa menyikapi petunjuk – petunjuk tersebut. Sungguh rencana dan ketetapan -Nya luar biasa. Coba lakukan dengan istiqomah dan rasakan manfaatnya karena akan menjadi luarbisa jika sudah terbiasa dengan pola seperti itu.
Jangan sampai kita terjebak dengan suka sebelum waktunya. Nah ini yang sulit, misalnya ketika kita melihat seseorang yang kita belum kenal sama sekali, tiba-tiba ada perasaan aneh yang menyelimuti diri, pernahkah mengalami hal demikian ?
Langsung saja perbanyak sholawat Nabi, InsyaAllah jalan akan dipermudah.
Kemudian kita menyebut nama si dia sepertiga malam, dengan “Ya Allah SWT jika si dia memang jodoh hamba, maka perkenankan hamba untuk kemudian memiliki rasa kemantapan hati akan dia. Dan seandainya si dia bukan jodoh hamba, berilah perasaan hamba menjadi nyaman dan jadikan hamba ridha akan kehendak-Mu ”.

Jangan sampai yang awalnya niatnya baik menjadi tidak baik, akan menjadi kepikiran, dan menjadi tidak nyaman bahkan khawatir. Mari ber-Istighfar sobat...
Walaupun itu (menyebut nama) sah sah saja. Mengapa kok demikian? karena memang
sebuah harapan itu tumbuh akan bersamaan dengan tumbuhnya kekecewaan, semakin tinggi
harapan semakin tinggi pula kekecewaan yang nanti timbul. Hati hati ya.. Mari ber-Istighfar kembali...

Pada akhirnya, setiap keinginan manusia pada hidupnya berpotensi munculnya kekecewaan yang sama atau mungkin beda. Jadi tidak apa ketika menyebut nama seseorang yang diinginkan. Kemudian memasrahkan hasilnya kepada Allah SWT, tapi lebih baik lafal umum seperti ini “Ya Allah, bimbinglah hamba untuk mendapatkan istri yang sholehah atau suami
yang sholeh” dan seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW ketika berdoa “Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon petunjuk dengan pengetahuan-Mu, aku memohon ketetapan
dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon karunia-Mu yang agung”.

Maka, itu lebih utama dan yang paling tepat adalah menyerahkan semua kepada Allah dan
minta dijadikan hari kita diridhai dengan apapun Allah pilihkan kepada hidup kita kelak. Semoga Allah ridha cinta dalam diam kita. Semoga Allah ridha atas tekad, kesungguhan kita, dan selalu memberikan pilihan yang terbaik untuk kita walaupun kita belum tahu hasil akhir seperti apa.
Wallahu A’lam Bis-shawab.

Sekian semoga dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum.

Sumber : Ust. Vedha

18 Januari 2019
-Asroful M-
Alumni Kelas SPN Batch 1

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama