3 jam bukanlah waktu yang lama dalam sebuah pertemuan, tapi dari singkatnya waktu tersebut mendapatkan pengalaman berharga . Kali ini tentang anak jalanan. Dirasa adik-adik ini tak lagi asing ditelinga dan dimata kita. Mungkin di perempatan jalan dan tempat-tempat umum sering kita menemukannya. Pendidikan merupakan faktor penting dalam dunia anak setelah faktor paling utama yaitu agama. Ya, pendidikan akan mengantar mereka kehidupan yang lebih baik lagi. Dibalik riuh padatnya Kota Malang yg dingin ini. Ada beberapa komunitas yang aktif dalam meng-edukasi adik-adik yang dirasa masih perlu pembinaan baik pendidikan dan agama.
.
Sekitar pertengahan tahun 2015-an, tidak sengaja ketika itu bertemu dengan mas Taufik (asisten praktikum kelompok dan sekaligus pengurus komunitas). Mungkin jalan ini dipertemukan dengan orang-orang hebat dalam berbagi. Dia mengajak saya sebagai volunteer untuk mengikuti program komunitasnya.
Kami ngobrol ringan seputar awal komunitas itu berdiri hingga sudah melahirkan orang-orang hebat didunia pendidikan. Memang adik-adik jalan menjadi prioritas komunitas ini. Adik-adik yang diayomi adalah adik-adik jalanan yang ada beberapa diantaranya sekolah diwaktu pagi dan sore hingga malamnya berada dijalanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sekolah. Untuk itu perlu lagi di intensifkan mengenai pendidikan formal. Salah satu program dari komunitas ini adalah berbagi 1001 susu kotak (mengapa susu? Bukan yang lain. Jadi ini disengaja untuk menambah gizi yang selama ini mungkin diantara mereka belum tentu minum susu setiap hari).
.
Program ini dilakukan setiap hari Jumat pukul 19.00 - 22.00 WIB dan team dibagi beberapa titik lokasi. Tidak hanya berbagi susu habis itu selesai. Tetapi adik-adik diminta untuk belajar terlebih dahulu, baru diberi sebuah kotak susu, materinya terserah mereka sendiri bisa menggambar, bahasa, matematika. Awalnya ragu untuk mengajari mereka dengan kapasitas otak yang hanya sebagai mahasiswa yang selama ini hanya berkutat pada kuliah. Ternyata menyenangkan, entah bagaimana caranya ilmu tersampaikan.
.
Tempat belajar buat kita sangat minimalis dan jauh kata bersih, tapi ini tak meminimaliskan semangat untuk belajar tentunya. Ya, dipinggir jalan perempatan dan yang bikin nagih tingkah mereka disela belajar sambil menyanyikan lagu khas jalanan. Ketika lampu merah menyala tiba-tiba ada yg lari menghampiri pengendara dan kemudian belajar lagi. Kegiatan belajar selesai ketika mereka sudah dirasa mulai bosan. Ya, namanya juga adik-adik, kegiatan ini berakhir pada pukul 22.00 WIB dilanjutkan dengan berkumpulnya semua team dari berbagai tempat dan kemudian diadakan evaluasi. Selain program tersebut, masih banyak program yang dilakukan kakak komunitas ini. Ada Jareng (belajar bareng), Book Hunter, One Million Dream, Happy Vacation, dan Love and Share komunitas. Untuk Love and Share ini dilakukan setiap tahun sekali bertepatan dengan ulang tahun komunitas dengan tema berbeda disetiap tahunya. Malam puncak ini biasanya ajang menampilkan kreativitas seni anak-anak dan kakak komunitas. Hampir lupa nama komunitasnya adalah SSCM (Save Street Child Malang). Tidak hanya di Malang, beberapa kota besar juga sudah ada seperti Sidoarjo.
Kegiatan di SSCM
Namun disisi lain, adik-adik lega bisa mengungkapkan kesulitan-kesulitan nya, karena dengan mengetahui kesulitan itu berarti mereka telah belajar. Bukankah tidak mudah harus fokus belajar ditengah kegiatan mereka?
.
Tetapi garis takdir membawa mereka menjalani itu dan mereka menikmatinya. Satu lagi yang membuat salut , mereka sama sekali tak pernah minder dan mereka tetap bekerja keras untuk sekolah dan belajar. Seolah mereka sadar bahwa pendidikan dan ilmu adalah dua hal yang sangat penting hingga tak rela disia-siakan setiap kesempatannya.
Dari sini banyak pelajaran dan manfaat yang kita bisa diambil, tentang rasa syukur, keramahan, dan tidak mudah mengeluh. Disaat semua sibuk dengan aktivitas masing-masing, namun orang-orang hebat di SSCM mampu memberikan kepedulian khususnya pada adik jalanan yang belum tentu orang lain sanggup.
Makassar, 27 Desember 2018
-a.m-
Sumber gambar : Dokumen pribadi dan SSCM
.
Sekitar pertengahan tahun 2015-an, tidak sengaja ketika itu bertemu dengan mas Taufik (asisten praktikum kelompok dan sekaligus pengurus komunitas). Mungkin jalan ini dipertemukan dengan orang-orang hebat dalam berbagi. Dia mengajak saya sebagai volunteer untuk mengikuti program komunitasnya.
Kami ngobrol ringan seputar awal komunitas itu berdiri hingga sudah melahirkan orang-orang hebat didunia pendidikan. Memang adik-adik jalan menjadi prioritas komunitas ini. Adik-adik yang diayomi adalah adik-adik jalanan yang ada beberapa diantaranya sekolah diwaktu pagi dan sore hingga malamnya berada dijalanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sekolah. Untuk itu perlu lagi di intensifkan mengenai pendidikan formal. Salah satu program dari komunitas ini adalah berbagi 1001 susu kotak (mengapa susu? Bukan yang lain. Jadi ini disengaja untuk menambah gizi yang selama ini mungkin diantara mereka belum tentu minum susu setiap hari).
.
Program ini dilakukan setiap hari Jumat pukul 19.00 - 22.00 WIB dan team dibagi beberapa titik lokasi. Tidak hanya berbagi susu habis itu selesai. Tetapi adik-adik diminta untuk belajar terlebih dahulu, baru diberi sebuah kotak susu, materinya terserah mereka sendiri bisa menggambar, bahasa, matematika. Awalnya ragu untuk mengajari mereka dengan kapasitas otak yang hanya sebagai mahasiswa yang selama ini hanya berkutat pada kuliah. Ternyata menyenangkan, entah bagaimana caranya ilmu tersampaikan.
.
Tempat belajar buat kita sangat minimalis dan jauh kata bersih, tapi ini tak meminimaliskan semangat untuk belajar tentunya. Ya, dipinggir jalan perempatan dan yang bikin nagih tingkah mereka disela belajar sambil menyanyikan lagu khas jalanan. Ketika lampu merah menyala tiba-tiba ada yg lari menghampiri pengendara dan kemudian belajar lagi. Kegiatan belajar selesai ketika mereka sudah dirasa mulai bosan. Ya, namanya juga adik-adik, kegiatan ini berakhir pada pukul 22.00 WIB dilanjutkan dengan berkumpulnya semua team dari berbagai tempat dan kemudian diadakan evaluasi. Selain program tersebut, masih banyak program yang dilakukan kakak komunitas ini. Ada Jareng (belajar bareng), Book Hunter, One Million Dream, Happy Vacation, dan Love and Share komunitas. Untuk Love and Share ini dilakukan setiap tahun sekali bertepatan dengan ulang tahun komunitas dengan tema berbeda disetiap tahunya. Malam puncak ini biasanya ajang menampilkan kreativitas seni anak-anak dan kakak komunitas. Hampir lupa nama komunitasnya adalah SSCM (Save Street Child Malang). Tidak hanya di Malang, beberapa kota besar juga sudah ada seperti Sidoarjo.
Kegiatan di SSCM
Namun disisi lain, adik-adik lega bisa mengungkapkan kesulitan-kesulitan nya, karena dengan mengetahui kesulitan itu berarti mereka telah belajar. Bukankah tidak mudah harus fokus belajar ditengah kegiatan mereka?
.
Tetapi garis takdir membawa mereka menjalani itu dan mereka menikmatinya. Satu lagi yang membuat salut , mereka sama sekali tak pernah minder dan mereka tetap bekerja keras untuk sekolah dan belajar. Seolah mereka sadar bahwa pendidikan dan ilmu adalah dua hal yang sangat penting hingga tak rela disia-siakan setiap kesempatannya.
Dari sini banyak pelajaran dan manfaat yang kita bisa diambil, tentang rasa syukur, keramahan, dan tidak mudah mengeluh. Disaat semua sibuk dengan aktivitas masing-masing, namun orang-orang hebat di SSCM mampu memberikan kepedulian khususnya pada adik jalanan yang belum tentu orang lain sanggup.
Makassar, 27 Desember 2018
-a.m-
Sumber gambar : Dokumen pribadi dan SSCM
Posting Komentar