Cinta dalam diam, yang pasti ketika Allah SWT menghadirkan hati dalam seseorang maka jangan terus kita remehkan, itu hal yang lumprah dan akan mengalir begitu saja karena sebenarnya itu urusan yang sangat besar. Urusan tentang dua keluarga, keluargamu dan keluarga calonmu, urusan cinta itu juga urusan tentang masa depan kita nanti. Sekali cintanya salah maka hasilnyapun juga akan salah. Ketika beloknya hati dan perasaan yang tidak kita sadari maka semakin jauh pula dari tujuan yang sebernarnya. Oleh karena itu berhati-hatilah karena cinta adalah taggung jawab, cinta adalah pembuktian, cinta adalah pelayanan, cinta adalah pengorbanan, untuk itu cari bagaimana cara kita agar dapat menjaga hati dan perasaan sampai kata “halal” pun terucap tiba.
.
Yakinkan dengan sekuat mungkin, kita dikasih yang terbaik dari Allah SWT sehingga Allah SWT yakin dan percaya bahwa kita mampu dan sudah siap. Sama seperti halnya kita mengupayakan yang terbaik untuk Allah SWT. Tapi seharunya kita ketika cinta dalam diam itu dilakukan atau kita berpuasa untuk menjaga perasaan kita untuk tidak segera diungkapkan, seharusnya akan lebih meningkatkan ketaatan kita kepada Allah SWT. Tapi jangan sampai malah membelenggu hati, mengganggu pikiran-pikiran dan mengganggu aktivitas kita. Masalahnya kita terlalu fokus ke diri kita sendiri.
.
"Mari kita perbaiki niat dan menata ulang kembali pondasi niat kita agar kembali ke jalan kebaikan dan diridhai Nya".
Karena segala kebaikan akan dikuatkan dan niat yang tulus akan diberikan jalan sesuai dengan Kehendak-Nya
Untuk itu hati-hati ketika kita menjatuhkan diri dengan perasaan yang belum tiba waktunya. Ngomongin tetang riwehnya (sulitnya) mejaga diri atau mengelola hati dalam keadaan cinta dalam diam. Ngomongin tentang efek samping, ketika kita melampiaskan cinta secara langusng kepada orang yang kita suka dengan cinta dalam diam itu jauh banget berbeda.
.
Cinta dalam diam itu membuat hati kita menjadi aman. Aman dari penolakan dan dari perasaan yang sama, misalnya, eh si dianya ternyata juga memiliki perasaan yang sama seperti apa yang kamu rasakan, terus kita mau ngapain ??. Bisakah kita kemudian bertahan dengan kemampuan diri kita untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya si A mampu untuk menikahi satu tahun atau 2 tahun lagi yang mana dari tahun-tahun itu kita tidak ada yang tahu mengenai jebakan-jebakan nafsu yang mengganggu sehingga berbelok dari tujuan kita kepada Allah SWT. Allah SWT mengetahui betapa rapuhya hati kita, bahkan isi-isi dari doa kita. Sadar tidak sadar, tujuan sudah bergeser bukan karena-Nya lagi tapi karena si dia, karena mungkin kita terlalu takut kehilangan. Istighfar dulu.
“Berubah karena-Nya bukan karenanya”.
Jadi lebih baik disimpan dalam diam saja, sampai kapan ? sampai waktunya tiba, sampai kalimat akad diucapkan “Qobiltu nikaahahaa wa tazwiijahaa bil mahril madz-kuur haalan”
barulah kemudian kita boleh menumpahkan isi hati kepada sesorang atau si dia yang menjadi jodoh sahnya kita. Kelihatannya berat, tapi lebih berat ketika kita sudah pernah jatuh hanya karena kita tidak mampu menahan diri untuk perasaan sebelum waktu yang ditentukan oleh Allah SWT. Wallahu A’lam Bis-shawab.
.
To be continue...
.
Diseduh dari hasil dan pikiran ketika mengikuti SOLD dan Sekolah Online Pra Nikah Batch 1 UAKI-UB
16 Januari 2019
-Asroful-
.
Yakinkan dengan sekuat mungkin, kita dikasih yang terbaik dari Allah SWT sehingga Allah SWT yakin dan percaya bahwa kita mampu dan sudah siap. Sama seperti halnya kita mengupayakan yang terbaik untuk Allah SWT. Tapi seharunya kita ketika cinta dalam diam itu dilakukan atau kita berpuasa untuk menjaga perasaan kita untuk tidak segera diungkapkan, seharusnya akan lebih meningkatkan ketaatan kita kepada Allah SWT. Tapi jangan sampai malah membelenggu hati, mengganggu pikiran-pikiran dan mengganggu aktivitas kita. Masalahnya kita terlalu fokus ke diri kita sendiri.
.
"Mari kita perbaiki niat dan menata ulang kembali pondasi niat kita agar kembali ke jalan kebaikan dan diridhai Nya".
Karena segala kebaikan akan dikuatkan dan niat yang tulus akan diberikan jalan sesuai dengan Kehendak-Nya
Untuk itu hati-hati ketika kita menjatuhkan diri dengan perasaan yang belum tiba waktunya. Ngomongin tetang riwehnya (sulitnya) mejaga diri atau mengelola hati dalam keadaan cinta dalam diam. Ngomongin tentang efek samping, ketika kita melampiaskan cinta secara langusng kepada orang yang kita suka dengan cinta dalam diam itu jauh banget berbeda.
.
Cinta dalam diam itu membuat hati kita menjadi aman. Aman dari penolakan dan dari perasaan yang sama, misalnya, eh si dianya ternyata juga memiliki perasaan yang sama seperti apa yang kamu rasakan, terus kita mau ngapain ??. Bisakah kita kemudian bertahan dengan kemampuan diri kita untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya si A mampu untuk menikahi satu tahun atau 2 tahun lagi yang mana dari tahun-tahun itu kita tidak ada yang tahu mengenai jebakan-jebakan nafsu yang mengganggu sehingga berbelok dari tujuan kita kepada Allah SWT. Allah SWT mengetahui betapa rapuhya hati kita, bahkan isi-isi dari doa kita. Sadar tidak sadar, tujuan sudah bergeser bukan karena-Nya lagi tapi karena si dia, karena mungkin kita terlalu takut kehilangan. Istighfar dulu.
“Berubah karena-Nya bukan karenanya”.
Jadi lebih baik disimpan dalam diam saja, sampai kapan ? sampai waktunya tiba, sampai kalimat akad diucapkan “Qobiltu nikaahahaa wa tazwiijahaa bil mahril madz-kuur haalan”
barulah kemudian kita boleh menumpahkan isi hati kepada sesorang atau si dia yang menjadi jodoh sahnya kita. Kelihatannya berat, tapi lebih berat ketika kita sudah pernah jatuh hanya karena kita tidak mampu menahan diri untuk perasaan sebelum waktu yang ditentukan oleh Allah SWT. Wallahu A’lam Bis-shawab.
.
To be continue...
.
Diseduh dari hasil dan pikiran ketika mengikuti SOLD dan Sekolah Online Pra Nikah Batch 1 UAKI-UB
16 Januari 2019
-Asroful-
Posting Komentar