Nucifera
Sepenggal salah satu kisah terbaik untuk kita renungkan. Siapa yang tak kenal beliau berdua ini. Kisah pernikahannya hingga kehidupannya selelu membuat inspirasi kehidupan sehari-hari. Sosok pemalu yang dimiliki beliau berdua hingga menghantarkan ke gerbang pintu halal pernikahan membuat siapa saja ingin menirukannya. Baik, tulisan ini akan berkisah dari keluarga Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az-Zahra.


Sumber : https://islami.co/wp-content/uploads/2017/10/Ali-169-600-e1559537459538.jpg


Sayyidina Ali dan Fatimah adalah sosok Inspirasi bagi kehidupan rumah tangga. Cinta dan keshalehan menghiasi rumah tangga mereka. Sebelum menikah mereka berdua adalah orang terdekat Nabi dan Ali adalah orang kepercayaan Nabi sekaligus anak dari Paman Nabi Muhammad (Abu Thalib). Kisah pernikahan mereka juga istimewa tidak ada yang menduga begitu romantis.

Kekokohan ilmu dan keshalehan meyatu dalam satu keluarga Nabawi. Suatu ketika pada saat Ali dan Fatimah telah dikaruniai anak, Fatimah harus mengurus anaknya tersebut sendirian, karena Ali senantiasa mendampingi Nabi dalam agenda dakwah.
Hari demi hari dilalui dan Fatimah sebagai manusia pun merasakan lelah yang amat sangat karena harus mengurus anak dan menyiapkan kebutuhan bagi orang rumah. Suatu hari ia mendatangi Ali. Dari Ali r.a, ia berkata, “Fatimah telah mengadu kepadaku tentang kedua tangannya yang capek membuat adonan dari tepung gandum. Lalu Ali berkata, “Jika kamu datang ke bapakmu, maka mintalah pembantu kepadanya.” Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Maukah kalian berdua aku tunjukan sesuatu yang lebih baik untuk kalian dari pada seorang pembantu?, jika kalian hendak mendatangi kasur kalian, maka ucapkanlah 33 kali tahmid, 33 kali tasbih, 34 kali takbir.” (HR. At- Tirmidzi).

Baik, pelajaran hikmah yang dapat diambil dari kisah teladan Ali dan Fatimah adalah jika kamu dihadapkan dengan masa sulit dan membutuhkan bantuan asisten rumah tangga atau yang lain, maka amalkanlah apa yang dilakukan Fatimah putri Nabi Muhammad SAW. Senantiasa berdzikir pada Allah agar hidup ini tenang dan kita bisa menjalaninya dengan pertolongan Allah. Allah berfirman, “Dan berdzikirlah pada Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” (QS. Al Jumu’ah: 10).

Kehidupan tak terlepas dengan yang namanya pola. Mulai dari pagi hari hingga malam hari, dari waktu tersebut terkadang kita banyak menemui hal-hal yang dirasa membuat perasaan hati ini senang atau bahkan berupa masalah yang bisa mengganjal dalam pikiran dan hati.

Rasanya kita perlu memperbaiki pola yang telah kita buat selama ini agar lebih baik untuk terus lebih memperbaiki diri, tetap dengan tidak lebih merasa paling baik atau sudah baik. Pola yang bisa dilakukan misal dimulai dari sholat malam kemudian sholat fardhu dan aktifitas kebaikan lainnya hingga tidur kembali. Merubah mindset dari masa sulit menjadi sebuah ladang pahala bukannkah itu hal yang lebih baik dari pada terus mengeluhahkannya. Membangun pola yang baik dengan jalan berikhtiar sesuai dengan tuntunanNya. Iringi pola tersebut dengan penuh harap kebaikan (doa), kesabaran dan tekad yang baik. InsyaaAllah Allah akan memudahkan solusi untuk hambaNya yang istiqomah. Aamiin.

11 Ramadhan 1441H

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama